Penyakit ND/Tetelo ditemukan pertama kali oleh Doyle
didaerah Newcastle, Inggris dan pada tahun yang sama Kraneveld juga menemukan
virus penyakit ini di Bogor. Virus penyakit ND berasal dari family Paramyxoviridae dengan genus Pneumovirus atau Paramyxovirus dimana virus ini dapat menghemaglutinasi darah.
Penyakit ini sudah menyebar diseluruh dunia dan menyerang segala jenis unggas
termasuk burung liar. Ada beberapa tipe untuk serangan penyakit ini
- Tipe yang sangat berbahaya atau disebut Viscerotropic Velogenic Newcastle Disiase (VVND) atau tipe Velogenik. Tipeini menyebabakan kematian luar biasa bahkan sampai 100%.
- Tipe yang lebih ringan disebut degan “Mesogenic”. Kematian pada anak ayam mencapai 10% tetapi ayam dewasa jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini ayam akan menampakan gejala seperti gangguan pernapasan dan saraf.
- Tipe lemah (lentogenik) merupakan stadium yang hampir tidak menyebabkan kematian. pada ayam petelur dapat menyebabkan produktivitas telur menjadi turun dan kualitas kulit telur menjadi jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu nyata hanya terdapat sedikit gangguan pernapasan.
Penyebaran penyakit ini biasanya melalui kontak langsung
dengan ayam yang sakit dan kotorannya, melalui ransum, air minum, kandang,
tempat ransum/minum, peralatan lainnya yang tercemar oleh kuman penyakit,
melalui pengunjung, serangga, burung liar dan angin/udara (dapat mencapai
radius 5 km).
Gejala Penyakit ND
Gejala klinis yang ditimbulkan penyakit ini adalah
- bersin-bersin
- susah bernafas
- megap-megap dan ngorok
- nafsu makan berkurang
- sayap terkulai
- kaki lumpuh
- jalan mundur (sempoyongan)
- kotoran encer berwarna putih
- serta kepala dan leher terpuntir
Untuk lebih meyakinkan bahwa suatu peternakan benar atau
tidaknya terserang ND, maka tindakan bedah bangkai adalah jalan terbaik dalam
menegakkan diagnosa. Pada kasus ND hasil bedah bangkai berupa gejala khas
penyakit ini, yaitu adanya bintik-bintik merah (ptechie) pada proventriculus
(kantong depan ampela). Selain itu juga terjadi perubahan pada lapisan usus
berupa pendarahan dan kematian jaringan (nekrosa). Pada organ pernafasan akan
mengalami eksudasi dan kantong udaranya menipis.
Pencegahan Penyakit ND
Sampai saat ini belum
ditemukan pengobatan untuk penyakit ini,
maka dari itu satu-satunya upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
pencegahan. Pencegahan yang bisa dilakukan untuk menanggulangi
penyebaran penyakit ini adalah melalui program vaksinasi. Ada dua jenis vaksin
yang dapat diberikan yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif berupa
vaksin hidup yang telah dilemahkan, diantaranya yang banyak digunakan adalah strain Lentogenic terutama vaksin
Hitchner B-1 dan Lasota. Vaksin aktif ini dapat menimbulkan kekebalan dalam
kurun waktu yang lama sehingga penggunaan vaksin aktif lebih dianjurkan
dibanding vaksin inaktif.
Program vaksinasi harus dilakukan dengan seksama dan diperhatikan masa
kekebalan yang ditimbulkan. Vaksinasi pertama sebaiknya diberikan paling
lambat hari ke-empat umur ayam, karena penundaan sampai umur dua minggu
dan seterusnya akan menghilangkan kemampuan pembentukan antibodi aktif
oleh antibodi induk, sebab pada umur tersebut antibodi induk sudah tidak
berfungsi lagi. Program vaksinasi pada ayam pedaging sebaiknya
dilakukan pada umur tiga hari dan vaksinasi lanjutan pada umur tiga
minggu, sedangkan pada ayam petelur pada umur tiga hari, empat minggu,
tiga bulan dan selanjutnya tiap empat bulan sesuai kebutuhan. Pemberian
vaksin dapat dilakukan dengan cara semprot, tetes (mata, hidung, mulut),
air minum dan suntikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan vaksinasi adalah
- Vaksin segera diberikan setelah dilarutkan
- Vaksinasi hanya dilakukan pada ternak yang benar-benar sehat
- Hindari hal yang bisa menimbulkan stress berat pada ternak
- Hindarkan vaksin dari sinar matahari langsung
- Cuci tangan dengan detergen sebelum dan sesudah vaksin
No comments:
Post a Comment