Tuesday 5 May 2015

Penyakit Koksidiosis

Koksidiosis merupakan penyakit yang menyebabkan kerusakan disaluran pencernaan, terutama di usus halus dan sekum. Hal ini tentu saja menyebabkan kurang optimalnya proses pencernaan dan penyerapan nutrisi sehingga mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat dan angka kematian (mortalitas) menjadi tinggi. Penyakit ini sendiri disebabkan oleh berbagai parasit protozoa yang termasuk dalam genus Eimeria, awal dari infeksi koksidiosis adalah tertelannya ookista (semacam telur dari Eimeria) yang telah mengalami sporulasi (menghasilkan spora). Penyakit ini dapat ditularkan melalui anak kandang, peralatan kandang, ransum, air atau sekam yang telah tercemar.

Gejala klinis yang muncul apabila ayam terserang koksidosis adalah
  • sayap terkulai kebawah
  • mengantuk
  • bulu kasar (tidak mengkilat)
  • nafsu makan menurun
  • untuk yang sudah akut terjadi berak darah dan kematian
dari hasil bedah ayam yang terindikasi koksidiosis ialah sekum membesar berisi darah atau perkejuan bercampur darah, penebalan dinding usus yang disertai peradangan kataralis (bernanah) sampai haemorrhagis (berdarah) . Efek lain dari serangan koksidiosis adalah ayam menjadi rentan terhadap infeksi penyakit lainnnya.

Pengobatan untuk ayam yang terserang koksidiosis adalah dengan pemberian obat antikoksidia. Hal ini dimaksudkan untuk mengontrol dan menekan perkembangan Eimeria dalam tubuh ayam sehingga jumlahnya bisa ditekan dalam level rendah. Saat ini sudah banyak obat antikoksi yang diproduksi baik dari golongan sulfa/sulfonamide atau amprolium. Pengobatan biasanya dicampurkan kedalam air minum. Untuk mempercepat proses penyembuahan jangan lupa berikan suplemen vitamin A dan K.

Pencegahan yang bisa dilakukan untuk menanggulangi koksidiosis adalah

1. Pemberantasan ookista
    Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kapur dan soda kaustik pada permukaan liter yang lembab dan basah. kedua bahan tersebut apabila larut dalam air atau media basah (sekam basah) dapat menimbulkan panas yang tinggi sedangkan ookista tidak tahan terhadap suhu panas  >55ÂșC.

 2. Memperbaiki manajemen pemeliharaan
     Perhatian suhu, kelembaban, ventilasi, kepadatan kandang serta kualitas liter/sekam. Berikan ransum dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan kebutuhan ayam.

3. Memberikan koksidiostat
    Pemberian koksidiostat secara terus menerus pada ransum berfungsi untuk mengontrol dan menekan perkembangan koksidia sampai level rendah, contoh koksidiostat yang bisa diberikan adalah golongan ionofor. Beberapa pabrik pakan diketahui sudah menambahkan koksidiostat pada ransum yang diproduksinya, namun karena koksidiostat diberikan dalam waktu lama maka perlu dilakukan rolling koksidiostat yang diberikan. Jika tidak, koksidia akan resisten dan koksidiostat tidak akan mempan menangkal serangan ookista dalam tubuh ayam.

No comments:

Post a Comment